Font Serif vs. Sans Serif: Apakah Yang Satu Lebih Baik Dari Yang Lain?
Ada perdebatan yang sedang berlangsung di kalangan desainer – baik cetak maupun digital – tentang apa yang membuat jenis huruf ideal untuk sebuah proyek. Perdebatan hampir selalu bermuara pada satu pertanyaan: serif atau sans serif?
Sebelum Anda menjawab pertanyaan itu, pikirkan semua hal yang Anda ketahui tentang tipografi serif dan sans serif serta semua mitos yang terkait dengannya.
Hari ini, kita akan melihat kedua kategori tipe tersebut dan mencoba menentukan apakah yang satu benar-benar lebih baik dari yang lain, dan dalam keadaan apa.
19 Juta+ Font, Tipografi, dan Sumber Daya Desain Dengan Unduhan Tanpa Batas
Unduh ribuan font dan tipografi premium yang menakjubkan dengan Envato. Mulai hanya dengan $16 per bulan, Anda mendapatkan akses tak terbatas ke perpustakaan yang terus berkembang yang berisi 19+ juta font, templat desain, tema, foto, dan banyak lagi.
Jelajahi Font
Anatomi Serif
Tipografi serif adalah salah satu tipografi modern tertua. Mereka digunakan dalam segala hal mulai dari penerbitan buku, surat kabar dan majalah, hingga papan reklame dan situs web. Jadi, apa sebenarnya serif itu?
Ini adalah goresan dekoratif kecil yang memanjang dari huruf. Bisa berbentuk ekor, lancip atau tumpul, dekoratif atau polos. Setiap jenis huruf serif akan memiliki gaya khas untuk tanda ini yang membuat keluarga dapat dikenali. Serif muncul pada huruf besar dan kecil dalam kelompok font, serta pada mesin terbang, angka, dan karakter lainnya.
Suasana hati dan perasaan yang paling terkait dengan tipografi serif adalah klasik, elegan, formal, percaya diri, dan mapan. Beberapa tipografi serif yang paling terkenal antara lain Times Roman (dan Times New Roman), Rockwell, Georgia, dan Baskerville.
Menjadi Sans Serif
Tipografi sans serif dianggap lebih modern dan memiliki lebar dan bentuk yang bervariasi. Jenis huruf ini tidak memiliki guratan di ujung huruf (karenanya “sans” serif). Kategori tipe dianggap mewujudkan kesederhanaan karena kurangnya detail tambahan. Tipografi sans serif memiliki tampilan yang langsung dan presisi, meskipun tepi karakternya mungkin tajam atau membulat.
Suasana hati dan perasaan yang paling terkait dengan tipografi sans serif adalah modern, ramah, lugas, bersih, dan minimal. Beberapa tipografi sans serif yang paling terkenal antara lain Helvetica, Arial, Futura, dan Franklin Gothic.
Mitos dan Rumor
Masalah dalam memilih jenis huruf – baik serif atau sans serif – diperparah oleh semua mitos yang kita baca setiap hari tentang berbagai bentuk huruf.
Meskipun di masa lalu beberapa mitos dan rumor ini mungkin masih dipercaya, teknik penerbitan modern (cetak dan online) telah mempersempit kesenjangan antara tipografi serif dan sans serif serta keterbacaannya. Dalam banyak kasus, masalah keterbacaan tidak didasarkan pada kategori jenis, melainkan jenis huruf sebenarnya dan penerapannya.
Hanya Gunakan Serif di Cetakan

Ini adalah salah satu mitos yang diulang-ulang tanpa alasan. Mengapa Anda hanya menggunakan serif di media cetak? Lihatlah situs web seperti Gereja Atom. Ini menggunakan tipografi serif dengan cara yang indah. Ini sangat mudah dibaca dan menambahkan banyak penekanan pada konsep desain keseluruhan.
Lalu dari mana mitos ini berasal? Argumen utama yang mendukung teorinya yang salah adalah bahwa kualitas layar tidak sebaik kualitas bahan cetakan, sehingga membuat serif sulit dibaca di layar. Meskipun beberapa materi cetak memiliki resolusi publikasi yang lebih tinggi, argumen ini masih merupakan argumen yang salah.
Pikirkan tentang bagaimana Anda belajar mengetik. Kemungkinan besar layarnya menggunakan Times New Roman (serif). Apakah Anda kesulitan melihatnya?
Pikirkan juga tentang perubahan pada layar. Dalam beberapa tahun terakhir, definisi tinggi dan tampilan retina hampir menjadi hal yang lumrah. Layar berkualitas lebih tinggi ini juga menghilangkan prasangka argumen bahwa Anda hanya dapat membaca serif di media cetak. Hari-hari dimana resolusi layar berkualitas buruk mempengaruhi keterbacaan akan segera berakhir.
Sans Serif Adalah untuk Publikasi Digital

Sama seperti mengatakan serif hanya untuk media cetak, ada pula yang mencoba mengklaim sans serif hanya untuk publikasi digital. Sekali lagi ini hanyalah kebohongan belaka. Desainer telah berhasil menggunakan tipografi sans serif dalam pencetakan selama bertahun-tahun. Mengaitkan sans serif hanya dengan publikasi digital adalah hal yang konyol. Lihatlah jumlah buku dan majalah yang menggunakan tipografi sans serif untuk sampul dan teks di seluruh terbitannya.
Serif Sulit Dibaca
Studi keterbacaan sebenarnya menemukan bahwa tipografi serif lebih mudah dibaca karena penambahan guratan membuat setiap karakter lebih khas. Huruf yang lebih khas akan lebih mudah dikenali oleh mata dengan cepat.
Lebih lanjut, gaya ini membantu memandu alur huruf, kata, kalimat, dan paragraf karena serif dapat membantu “mendorong” Anda dari satu huruf ke huruf berikutnya.
Sans Serif Itu Informal
Penggunaan jenis huruf sans serif saja tidak menyampaikan pesan informalitas. Ini bisa bersifat informal bila digunakan dengan citra lain atau digabungkan dengan jenis huruf baru.
Namun salah satu fitur bagus dari jenis huruf sans serif – dan salah satu hal yang menjadikannya pilihan yang fleksibel – adalah cenderung mengambil karakteristik tipografi di sekitarnya. Jadi sans serif yang dipadukan dengan font gaya lama akan memiliki kesan kuno dan klasik; dipadukan dengan tulisan hiasan mungkin terasa lebih formal atau feminin.
Serif Dapat Digunakan untuk Menambah Jarak Antar Huruf
Ya, ini adalah argumen yang nyata. Tapi serif tidak mempengaruhi spasi huruf. Huruf-huruf yang dikern dengan tidak benar sebenarnya dapat mempunyai efek sebaliknya dan serif justru dapat membuat huruf-huruf terlihat lebih dekat daripada yang sebenarnya. Menggunakan jenis huruf serif bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah kerning atau pelacakan.
Sans Serif Lebih Menarik Perhatian


Jumlah perhatian yang diperoleh desain Anda tidak hanya didasarkan pada jenis huruf saja. Ini adalah masalah warna, kontras, citra, dan tipografi. Dibutuhkan semua hal ini untuk menarik perhatian seseorang.
Ambil beberapa contoh klasik. Judul surat kabar, seperti Pemeriksa San Francisco di atas, sering kali menggunakan tipografi serif untuk headline. “Berpikir secara berbeda” sangat menarik perhatian. Ini sama pentingnya dengan konten dan jenis huruf yang digunakan.
Kemudian lihat situsnya toko apel. Tipografi sans serif berani, dramatis, dan menarik perhatian. Gaya serif dan sans serif bisa memberikan dampak yang sama.
Kesimpulan
Jadi mana yang lebih baik: serif atau sans-serif? Itu semua tergantung pada penggunaan, suasana hati, dan proyek individu. Jawaban terbaik biasanya adalah yang paling tidak jelas – banyak proyek desain hebat yang menggabungkan kedua gaya tersebut. Ini berlaku untuk proyek cetak dan digital.
Serif dan sans serif dapat bekerja di sejumlah aplikasi apa pun. Kuncinya, sama seperti teknik atau alat desain lainnya, adalah menggunakan tipografi dengan baik, dengan tujuan dan selaras dengan konten.