Psikologi Warna di Action: Memilih Warna yang Mempengaruhi Perilaku Pengguna
Ada hubungan erat antara lampu lalu lintas dan tanda “penjualan” yang Anda lihat di toko dan online. Bisakah Anda menebak apa itu?
Sejak kecil, kita diajarkan untuk berhenti di lampu lalu lintas ketika lampu menyala merah dan selalu memperhatikannya. Ketika kita tumbuh dewasa, kita tanpa sadar mengikuti aturan yang sama setiap kali kita melihat tanda atau iklan yang menggunakan warna yang sama.
Pernahkah Anda memperhatikan bagaimana setiap tanda “penjualan” dirancang menggunakan latar belakang Merah? Karena itu langsung menarik perhatian!
Ada psikologi di balik warna yang kita lihat pada desain di sekitar kita. Desainer dan pemasar telah menggunakan konsep ini untuk menciptakan desain branding dan kampanye periklanan yang lebih berdampak selama beberapa dekade.
Tapi apakah psikologi warna itu nyata? Bagaimana cara kerjanya? Bisakah Anda menggunakannya dalam proyek desain Anda sendiri? Mari kita cari tahu.
19 Juta+ Aset Digital, Dengan Unduhan Tanpa Batas
Dapatkan unduhan tak terbatas atas 19+ juta sumber daya desain, tema, templat, foto, grafik, dan banyak lagi. Langganan Envato dimulai dari $16 per bulan, dan merupakan langganan kreatif tanpa batas terbaik yang pernah kami lihat.
Jelajahi Sumber Daya Desain
Psikologi Warna di Action

(Kredit: Perusahaan Logo)
Bukankah aneh bagaimana merek-merek terbesar di industri yang sama memiliki warna serupa dalam desain merek mereka?
Beberapa perusahaan teknologi paling berpengaruh seperti Facebook, IBM, Intel, Salesforce, Samsung, dan Dropbox semuanya menggunakan warna Biru dalam desain identitas merek mereka karena dikaitkan dengan kepercayaan, keandalan, dan keamanan.
Ini adalah alasan yang sama mengapa banyak merek mewah, seperti GUCCI, Prada, CHANEL, dan Louis Vuitton, menggunakan warna hitam dalam desain mereka karena merupakan warna minimalis, elegan, dan canggih.
Masing-masing warna ini memiliki kekuatan untuk terhubung dengan manusia secara pribadi dan membangkitkan emosi yang berbeda. Itulah inti dari psikologi warna. Dan ini bukan hanya sebuah konsep saja, ada ilmu pengetahuan sebenarnya di baliknya.
Ilmu Dibalik Psikologi Warna
Psikologi warna mencakup berbagai bidang, subjek, dan industri mulai dari gender hingga budaya, gaya hidup, profesi, dan banyak lagi. Dan sudah banyak penelitian yang membuktikan dampak psikologi warna di masing-masing bidang tersebut.
Terkait psikologi warna dalam branding dan desain pengalaman pengguna (UXD), ada beberapa penelitian spesifik yang menunjukkan temuan menarik.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Internasional Manajemen dan Ilmu Pengetahuan Manusia telah menemukan bahwa orang sering kali mengambil keputusan untuk membeli suatu produk dalam waktu 90 detik dan sekitar 62 hingga 90% penilaian produk tersebut dilakukan berdasarkan warna saja.

Contoh yang bagus dari hal ini adalah desain produk Coca-Cola. Setiap kali Anda melihat kaleng minuman ringan berlogo putih dengan latar belakang merah, Anda langsung berasumsi itu adalah Coca-Cola dan mengambilnya dari rak tanpa berpikir dua kali. Perhatikan juga bahwa ini adalah kombinasi warna yang sama dengan yang digunakan pada tanda “obral” dan “diskon” di supermarket.
Penelitian lain dari Jurnal Akademi Ilmu Pemasaran telah memperkuat pentingnya penggunaan warna dalam desain merek dan seberapa kuat dampaknya dalam membentuk persepsi merek konsumen. Dibuktikan kembali oleh penelitian lain dari Universitas Loyolayang menemukan bahwa “warna meningkatkan pengenalan merek hingga 80 persen.”

(Lukisan gua berusia 50.000 tahun, Taman Nasional Serra da Capivara, Brasil / Sumber: Wikimedia)
Semua penelitian dan studi ini adalah contoh bagaimana otak manusia memproses warna dan bagaimana warna membangkitkan perasaan dan emosi yang berbeda. Bukan hal yang baru sebenarnya, psikologi warna sudah ada sejak lahirnya peradaban, bahkan dibuktikan dengan temuan-temuan paling awal lukisan gua menggunakan warna-warna seperti warna merah, kuning, dan abu-abu yang menggambarkan adegan berburu, bentrok, dan aktivitas seksual.
Bagaimana Warna Mempengaruhi Perilaku Pengguna
Setiap kali seseorang tampak merasa sedih, kita sering bertanya “Merasa sedih?”. Atau ketika seseorang sedang marah, kita mengatakan “wajahnya merah”. Ada alasan mengapa kita mengasosiasikan emosi ini dengan warna tertentu.

(Kredit: aliran kata)
Semua warna ini berhubungan dengan emosi kita. Namun, warna yang sama juga dapat membangkitkan emosi yang berbeda berdasarkan situasinya.
Misalnya, perusahaan seperti Facebook dan PayPal menggunakan warna biru untuk membangkitkan rasa sosial, kepercayaan, dan loyalitas. Sedangkan warna yang sama digunakan oleh lembaga penegak hukum untuk menunjukkan keamanan dan keandalan.
Contoh lainnya adalah warna merah. Saat kita melihat warna ini pada tanda berhenti, kita langsung merasakan kewaspadaan dan perhatian. Namun merek juga menggunakan warna yang sama untuk membangkitkan perasaan gembira, gairah, dan terkadang kekuatan.
Untuk pemahaman yang lebih rinci tentang psikologi warna, kami mendorong Anda untuk menjelajahi ColorPsychology.org situs web. Ini mencakup penjelasan lebih mendalam tentang setiap warna dan bagaimana pengaruhnya terhadap emosi.
Mitos dan Kesalahpahaman
Psikologi warna bukanlah formula ajaib dan tentu saja cara kerjanya tidak sama untuk semua orang. Seperti yang kami sebutkan sebelumnya, efek warna bergantung pada konteks dan situasi. Dan penting juga untuk diingat bahwa orang-orang dari berbagai belahan dunia dan budaya berbeda memiliki asosiasi unik dengan warna.
Warna-warna yang Anda gunakan untuk membangkitkan rasa kegembiraan bisa menghasilkan reaction yang sangat berlawanan dari orang-orang dari belahan dunia lain.

(Strawberry Coca-Cola di Jepang / Sumber: Bintang dan Garis)
Misalnya, dalam budaya Barat, warna hitam diasosiasikan dengan kemewahan dan keanggunan, sedangkan warna yang sama melambangkan kematian dan duka dalam budaya Timur. Saat membuat desain yang menargetkan khalayak internasional, pahami simbolisme warna sangat penting untuk menciptakan desain universal.
5 Tips Memilih Warna yang Efektif
Psikologi warna bukan hanya tentang membangkitkan emosi dan persuasi. Anda dapat menggunakannya dalam desain pengalaman pengguna untuk membuat skema warna yang juga meningkatkan keterlibatan dan retensi pengguna.
Kiat-kiat ini akan membantu Anda memilih palet warna yang lebih harmonis untuk desain Anda sekaligus membuat desain Anda lebih efektif dan mudah diakses.
1. Desain dengan mempertimbangkan Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah salah satu aspek terpenting yang perlu diingat saat membuat skema warna untuk sebuah desain. Membuat desain Anda dapat diakses oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas seperti buta warna, tidak hanya diwajibkan oleh undang-undang tetapi juga merupakan bagian dari pembuatan desain yang lebih inklusif.
Saat memilih warna, selalu ingat untuk memilih corak dan corak warna yang memenuhi standar aksesibilitas.
2. Pilih Warna dan Kontras yang Tepat
Nuansa dan kontras warna yang Anda gunakan juga akan memberikan efek psikologis yang berbeda pada orang-orang. Contoh yang baik adalah tren baru warna-warna pastel dan lembut, yang bertujuan untuk menciptakan suasana yang lebih menenangkan dan menenangkan melalui desain. Namun, sedikit penyesuaian pada kontras warna akan menghasilkan hasil yang berbeda dalam proyek desain tersebut.
3. Memandu Pengguna Menuju Action
Warna juga dapat digunakan untuk memandu pengguna dan membujuk mereka untuk mengambil tindakan. Misalnya warna yang digunakan pada Call to Action Tombol (CTA) di situs web dirancang dengan tujuan ini. CTA ini sering kali menampilkan warna aksen yang lebih cerah seperti merah atau hijau untuk menarik perhatian dan juga untuk menciptakan rasa urgensi, yang membujuk pengguna untuk mengeklik tombol “beli” lebih cepat.
4. Pahami Target Audiensnya
Memahami budaya, etnis, dan kepercayaan audiens target Anda juga penting untuk menciptakan palet warna yang lebih tepat dan juga efektif. Saat membuat skema warna yang menargetkan khalayak luas, yang terbaik adalah menggunakan warna yang telah teruji dan terbukti digunakan oleh merek yang lebih sukses.
5. Uji Palet Warna
Itu selalu bijaksana untuk menguji skema warna dan desain Anda sebelum go public. Jika Anda tidak mampu membeli kelompok fokus, Anda dapat menggunakan berbagai cara lain untuk menguji desain Anda. Bahkan menggunakan platform seperti Reddit dan grup Facebook saja sudah cukup. Atau Anda dapat menggunakan platform pengujian pengguna yang terjangkau seperti Pengujian Pengguna untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
Kesimpulan
Baik Anda merancang identitas merek, membuat antarmuka aplikasi, atau bahkan kampanye media sosial, memiliki pemahaman tentang psikologi warna sangat penting untuk memberikan hasil yang lebih efektif dan sukses.
Memiliki pemahaman dasar tentang psikologi warna sudah cukup untuk membuat perbedaan besar dalam hasil desain Anda. Namun, Anda harus mengikuti kursus yang tepat dari institusi terkemuka untuk mendapatkan semua pengetahuan akurat tentang subjek ini.
Anda juga dapat menjelajahi galeri kami untuk melihat bagaimana berbagai jenis desain menggunakan psikologi warna dengan palet warna masing-masing disertakan. Dan baca tren warna terkini di sini.